Kata itu yang muncul dari akhir sambutan Drs.H.Suharno, Mpd selaku Kepala Dinas Sosial Kab. Wonogiri dalam rangka Study Banding di UPPKH Kab. Madiun (4/5). “Kami adalah wilayah baru penerima PKH tahun 2011, jadi harus belajar banyak dari Madiun, semoga hari ini bisa berguna bagi teman-teman Pendamping dan Operator PKH Wonogiri maupun Madiun”, kata beliau.
Muncul beberapa pertanyaan dan obrolan santai dari kedua belah pihak (Madiun dan Wonogiri - red). Bagaimana Kabar PKH di wilayahnya? Bagaimana memulai validasi dan entry data yang baik dan akurat? Bagaimana seharusnya kerja pendamping di lapangan? Dan masih banyak lagi saling bertukar pikiran, pengalaman tentang pelaksanaan PKH antar dua wilayah tersebut.
“Selamat Datang, perkenankanlah disini ada sebagian pendamping dan teman-teman operator PKH Madiun, kegiatan hari ini adalah suatu kehormatan bagi kami dikunjungi oleh UPPKH Kab. Wonogiri, Meskipun kami wilayah yang sudah lama mendapatkan PKH, namun kami tetap belajar agar tujuan PKH bisa tercapai. alhamdulillah dengan adanya PKH tingkat kemiskinan di Kabupaten Madiun berkurang”, Kata Sutjipto Parman, Kadinsos Kab. Madiun.
Acara tersebut diakhiri dengan pemberian cendramata yang menandai dimulainya study banding lewat kebersamaan untuk membalut dan mengemas PKH lebih baik lagi di wilayah masing-masing.
Diawali dengan bertandang ke markas UPPKH Kab Madiun kemudian dilanjutkan melihat ke lapangan (pendampingan-red).
“Proses awal PKH adalah validasi di lapangan oleh pendamping, kemudian di entry ke UPPKH Pusat lewat Operator, kemudian akan terbit kartu peserta. Sambil menunggu jadwal pencairan bantuan, biasanya kami isi dengan berkoordinasi kepada PT Pos Indonesia, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan yang menjadi stakeholder PKH di daerah”, Jelas Agung S, Koordinator Operator PKH Kab. Madiun.
Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan yang kemudian di jawab dengan apa yang terjadi dengan kondisi PKH di Madiun, dengan harapan semoga diskusi kecil ini bisa berguna bagi Madiun dan Wonogiri.
Tepat pukul 13.00 WIB, Kadinsos Kab. Wonogiri, beserta rombongan melihat kegiatan yang dilakukan pendamping PKH Madiun di lapangan, yaitu OmahPinter dan KUBE-PKH di Kecamatan Balerejo.
Di sini mereka tidak berhenti untuk mengorek satu demi satu bagaimana cara, kendala, dukungan sampai anggaran OmahPinter dan KUBE-PKH dibentuk.....
Jawabannya sangat sederhana, “kita ingin peserta PKH keluar dari status (RTSM-red), kami yakin dengan kegiatan ini bisa tercapai keinginan itu, niat adalah modal utama melakukannya, anggaran???nanti dulu, yang penting kebersamaan harus terbangun di kelompok peserta PKH”, Jelas Dhoni, pendamping PKH Kecamatan Balerejo. (SAR/PB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar