media informasi yang menyajikan kegiatan pendampingan Program Keluarga Harapan di Kabupaten Madiun, meliputi Kecamatan Dolopo,Jiwan,Balerejo,Wungu,Mejayan, Pilangkenceng,Saradan,Wonoasri,Kare, Gemarang, Dagangan, Sawahan, Madiun, Geger dan Kebonsari. Serta peran semua pihak termasuk pemerintah daerah dalam mendukung suksesnya PKH di Kabupeten Madiun.
Tamu Kita
Kamis, 23 Desember 2010
Jumat, 17 Desember 2010
Selamat dan Sukses
Dari
Asosiasi Pendamping PKH Madiun (APPKH MADIUN)
dan Bulletin 'PendampingBerdampingan'
Kamis, 16 Desember 2010
Open System 2010,
Tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk mengganti dan mencari pengganti RTSM PKH yang baru. Serta bukan juga menjadi kewenangan Pendamping UPPKH untuk menggantinya. Banyak mekanisme dan syarat yang harus dilpenuhi untuk mencari pengganti RTSM PKH baru. Mekanisme dan syarat tersebut yaitu sumber data untuk pengganti RTSM diambil dari data PPLS 2008, atau data usulan UPPKH Kab/ Kota yang telah disetujui oleh BPS Kab/ Kota yang dilengkapi dengan nomor barcode, dan jika pendamping menemui kesuliat untuk melakukan pengantian RTSM dapat melakukan rembug desa dengan melibatkan aparat pemerintahan desa setempat, mantri statsitik, dan tokoh masyarakat.
Selain itu, syarat yang tetap harus diperhatikan dalam penggantian RTSM yaitu: calon pengganti termasuk RTSM (rumah tangga sangat miskin), memiliki balita atau ibu hamil, memiliki anak sekolah usia SD hingga SMP (7-15 tahun), jika ada anak usia 15-18 tahun belum sepenuhnnya mengeyam pendidikan maka calon penerima sanggup menyekolahkan anak tersebut untuk memenuhi wajib belajar 9 tahun.
Ini diharapkan agar pengantian RTSM PKH tidak hanya asal memilih (comot) yang bisa menimbulkan pro dan kontra dikemudian hari. Dengan adanya mekanisme dan syarat yang telah ditentukan diharapkan penggantian RTSM PKH tepat sasaran dan dan perjalanan PKH di Indonesia dimasa yang akan datang menjadi lebih baik.
Senin, 13 Desember 2010
Kabar dari Rumah Pintar
Setiap hari minggu pagi mulai jam 08.00 sampai jam 11.000 WIB sekitar 30 anak pasti telah berkumpul dan menunggu kegiatan di rumah pintar dimulai. Mereka ini adalah anak-anak bimbing Rumah Pintar ”insan HARAPAN kita” yang terletak di Dusun Kedungrejo Desa Bandungan Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun.
Dusun ini sangat unik, terletak di sisi paling timur Kabupaten Madiun, sehingga untuk mencapainya harus melewati 2 Desa yang berada di Kabupaten Nganjuk (Wilangan dan Jajar) dengan jarak tempuh 55 Km dari pusat kota Madiun. Adapun kondisi jalan menuju dusun ini yang berbatu (makadam), jadi bisa dibayangkan betapa sulitnya perjuangan Pendamping untuk mencapai lokasi ini setiap minggunya.
Faktor pembatas medan kerja yang jauh dan sulit dijangkau tidak menyurutkan niat dan semanngat kami, Pendamping PKH Kabupaten Madiun untuk terus mendampingi anak-anak bimbing Rumah Pintar ”insan HARAPAN kita” yang sekarang berjumlah 36 anak. 19 anak peserta PKH ada sisanya 17 anak dari masyarakat sekitar rumah pintar. Setiap minggunya sekitar 2- 3 orang Pendamping hadir untuk mendedikasikan waktu dan berbagi ilmu dengan anak-anak ini.
”Saya diajari perkalian sampai 100 sama Pak Anang ( Pendamping PKH Bandungan )” ujar Imam dan Joni murid kelas 2 SD dengan antusias. ” Kalo saya suka jarimatika yang diajarkan Bu Agustin” ujar si kembar Yeni dan Yesi murid kelas 5 SD dengan malu-malu. ” Saya belum bisa baca dan berhitung, jadi saya diajari Mbak Jujuk membaca, menulis dan berhitung 1-25” ujar Adi murid kelas 1 SD yang nampaknya membutuhkan sekali bimbingan ini karena sering ketinggalan pelajaran di sekolahnya.
Di Rumah Pintar ini setiap anak diajarkan untuk tidak malu bertanya, berani mengeluarkan pendapat dan menumbuhkan budaya suka membaca. Karena kecenderungan anak-anak yang pasif bertanya bila tidak tahu bila tidak diubah dari kecil akan terus terbawa sampai mereka dewasa. Budaya berani mengungkapkan pendapat dan suka membaca diharapkan akan menjadi modal mereka dalam menguak ilmu dan melihat dunia secara luas.
” Bu Agustin ( Pendamping PKH Mejayan ) apa nama lain istana Deli?” tanya anak-anak kelas 5 saat mengerjakan PR IPS di rumah pintar. Karena pertanyaan ini tidak bisa pendamping jawab, maka jawaban ”Istana Maimoon” disampaikan melalui sms ke tetangga anak ini sore harinya setelah Pendamping memperoleh materi tentang Kerajaan dan Kesultanan di Indonesia. Alhasil Minggu berikutnya Ibu Agustin membawa materi ini dan menyampaikannya dengan metode bercerita.
Metode yang kami pakai cukup beragam, ada yang langsung dipraktekkan misalnya berhitung dengan Jarimatika, pengetahuan umum dengan bercerita, bimbingan belajar saat kesulitan memahami materi pelajaran maupun pekerjaan rumah. Setelah 6 kali pertemuan sejak dibuka tanggal 26 September 2010 lalu, Alhamdulillah anak-anak merasa senang dan terbantu dalam menempuh pelajaran di sekolah, karena kalau biasanya dirumah mereka tidak bisa bertanya kepada orang tua maupun saudara yang lain, sekarang mereka bisa bertanya setiap hari kepada Sdri Jujuk selaku tutor yang bertempat tinggal di dusun ini.
Menurut Mbak Jujuk, sapaan akrab anak-anak, Tak kurang dari 5 anak per hari datang kerumahnya untuk bertanya secara langsung tentang pelajaran. Selebihnya mereka menunggu pertemuan tiap hari minggu di rumah pintar. Tujuan untuk membantu anak peserta PKH yang mengalami kesulitan pelajaran atau memberikan konsultasi bagi anak-anak bimbing telah tercapai. Kedepannya setelah ulangan tengah semester Pendamping akan mengadakan evaluasi tentang tingkat perkembangan dan kemajuan belajar anaka-anak bimbing. Evaluasi diperlukan agar mengetahui seberapa besar perkembangan dan pengaruh rumah pintar ini bagi anak bimbing.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka ikut membantu RTSM dalam meningkatkan kualitas dan prestasi anak-anak PKH memasuki pelaksanaan program tahun ke-3. Karena selama ini yang diberikan pembinaan secara langsung oleh pendamping adalah mayoritas ibu-ibu penerima PKH maka kegiatan ini dalam rangka ingin membina anak-anak RTSM secara langsung agar mereka dapat lebih bersemangat sekolah dan harapannya dapat berprestasi disekolah. Serta tidak menutup kemungkinan kalau di kemudian hari, Rumah Pintar ini berkembang dengan memberikan pelatihan ketrampilan teknis untuk anak – anak peserta PKH.
Sampai sejauh ini respon dari masyarakat dan dinas-dinas terkait sangat positif terhadap kegiatan ini, sehingga tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat akan diikuti oleh UPPKH kecamatan lain di Kabupaten Madiun yang sedang berbenah menyiapkan rumah pintar (Balerejo, Mejayan dan Dolopo). Sedangkan respon dari UPPKH Kabupaten maupun provinsi lain juga terus berdatangan kami terima. Sehingga kami memberanikan diri untuk berharap semoga kegiatan ini dapat memberikan motivasi positif dan inspirasi bagi rekan-rekan Pendamping PKH lainnya di tanah air agar terus menelurkan ide dan gagasan yang bermanfaat bagi peserta PKH maupun masyarakat umum.
Kami menyadari keberadaan rumah pintar ini masih sangat dini, tetapi dengan niat yang tulus ikhlas dan semangat yang tak mudah pantang menyerah dari Pendamping, dengan segala keterbatasan dan kekurangan, memicu kami untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan diri. Kedepannya rumah pintar ini akan dikembangkan untuk Taman Bacaan Masyarakar (TBM), Kegiatan Pelatihan Keterampilan dan Kerajinan maupun Pendidikan Lingkungan, dan sekarang sedang satu persatu dipersiapkan serta di harapkan akan dikelola dan diurus secara mandiri oleh masyarakat setempat.
Diakhir kabar, kami memanjatkan doa kepada Sang Pencipta agar rumah pintar ini di ridhoi menjadi tempat belajar yang penuh manfaat dan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai harapan. Doa ini pula yang tak bosan dan terus dipanjatkan oleh anak-anak dan Pendamping di setiap akhir kegiatan di Rumah pintar...........Amin
Oleh : Redaksi PB
Mendampingi RTSM Untuk Mencapai Kesejahteraan
Sudah tiga Tahun lebih Program Keluarga Harapan ini berjalan, dan seiring berjalanya waktu para peserta PKH diharapkan dapat meningkat kesejahteraannya.Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan Rumah Tangga Miskin (RTSM) adalah salah satunya dengan membentuk dan mengembangkan Koperasi Simpan Pinjam dalam Kelompok RTSM itu sendiri. Selain itu juga untuk menekan semakin menjamurnya rentenir dan bank harian yang ada di Desa sekitar mereka tinggal.
Untuk PKH di Kec.Balerejo khususnya Ds.Kuwu,Ds.Pacinan dan Ds.Simo yang terdiri dari 11 kelompok RTSM berharap kesejahteraan anggota kelompok dapat meningkat dengan adanya Koperasi Simpan Pinjam . Dengan menyisihkan sebagian uang bantuan PKH sebagai modal awal akhirnya mereka dapat melaksanakan kegiatan simpan pinjam tersebut.
Alhamdullillah kegiatan simpan pinjam tersebut telah berjalan hamper 1 Tahun, berkat kesadaran dan kedisiplinan dari semua anggota dan pengurus kegiatan simpan pinjam dapat berjalan dengan lancer. Adapun manfaat kegiatan simpan pinjam ini dalam kelompok PKH antara lain:
1. Mereka dapat dengan mudah memperoleh pinjaman dengan bunga yang relative ringan bila dibandingkan meminjam pada rentenir atau bank harian.
2. Meskipun mereka dikenakan bunga tetapi pada akhir tahun mereka akan menerima pembagiam sisa hasil usaha (SHU) .
Ditulis Oleh :
Yuni Dwi Astutik
Pendamping PKH Kecamatan Balerejo
Jumat, 19 November 2010
Manfaatkan Potensi Lokal, Menjadi Produk Andalan
Untuk memfaatkan hasil daerah ini maka kami sebagai pendamping mencoba untuk memberikan sedikit ketrampilan bagi warga PKH di daerah ini. Sadar ketrampilan yang kami miliki sebagai pendamping kurang sesuai dengan hasil daerah ini kami maka kami mencoba untuk melakukan kerja sama dengan instansi terkait terutama kelompok wanita tani daerah ini, karena didaerah ini sudah ada kelompok wanita tani yang telah eksis melakukan pembinaan bagi kelompoknya.
Pembinaan dari kelompok tani dilakukan setiap bulan bersamaan denganpertemuan kelompok PKH pada taggal 19 setiap bulanya. Dengan kerja sama yang kami lakukan kami berharap bila suatu saat mereka keluar dari kepesertaanya di PKH mereka dapat mengembangkan diri dan bisa melakukan usaha untuk menambah inkam keluarga. Selama ini ketrampilan yang mereka dapat antara lain cara untuk memanfaatkan hadsil dari ketela. Yang antara lain; pembuatan ciriping ketela rasa gadung, kerupuk ketela,dan ranginan ketela .
Selain kerja sama yang kami lakukan cra pembuatan pemasaranpun kami bekerja sama dengan kelompok wanita tani desa Blimbing. Hasil yang dihasilkan oleh kelompok PKH dipasarkan bersama dengan hasil dari kelompok wanita tani desa Blimbing
Oleh :
Nureni,
Pendamping PKH Dolopo
Jumat, 01 Oktober 2010
Selayang Pandang PKH Dilereng Gunung Pandan
Kecamatan Saradan
Saradan, PB - Penghapusan kemiskinan merupakan tantangan global terbesar yang dihadapi dunia dewasa ini, dan karenanya menjadi syarat mutlak bagi pembangunan berkelanjutan. Maka itu para pemimpin negara sedunia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York tahun 2000. Menetapkan upaya mengurangi separuh dari kemiskinan didunia sebagai “ Tujuan Pembangunan Millenium ( Millenium Development Goals )” bagi negara-negara anggota PBB yang harus dicapai pada tahun 2015 melalui 8 jalur sasaran :
- Mengurangi separuh proporsi penduduk dunia yang berpenghasilan kurang dari 1 dollar AS per hari dan proporsi penduduk yang menderita kelaparan;
- Mengurangi separuh proporsi jumlah penduduk yang tidak memiliki akses pada air minum yang sehat;
- Menjamin semua anak, laki-laki dan perempuan, menyelesaikan sekolah dasar;
- Menurunkan hingga 2/3 kematian bayi & anak dibawah usia lima tahun;
- Menghentikan penyebaran penyakit HIV / AIDS, malaria dan jenis penyakit lainya;
- Menghilangkan ketidaksetaraan gender disekolah;
- Menerapkan dengan konsekuen kebijakan pembangungan berkelanjutan; dan
- Mengembangkan kemitraan untuk pembangunan di semua tingkatan.
Demikian juga dengan negara Indonesia, telah membuat kebijaksanaan nasional untuk memberantas kemiskinan dalam rangka pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, dimana pemerintah dan semua perangkat negara bersama dengan berbagai unsur masyarakat memikul tanggung jawab untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan sekaligus pengentasan kemiskinan paling lambat tahun 2015. Dalam rangka mewujudkan tersebut pemerintah menggelontor berbagai anggaran lewat beberapa Kementerian, diantaranya Kementerian Sosial yaitu salah satunya dengan Program Keluarga Harapan (PKH).
Dengan tujuan memutus rantai kemiskinan baik lewat fasilitas kesehatan maupun pendidikan, berupa bantuan dan perlindungan sosial bagi RTSM melalui bantuan langsung (chas transfer). Dengan harapan bisa membantu & meringankan beban anak-anak mereka kedunia pendidikan dan fasilitas kesehatan. Dalam merealisasikan program tersebut pemerintah merekrut tenaga pendamping sarjana yang nantinya diterjunkan kedesa-desa sasaran.
Adapun tugas dan fungsi pendamping antara lain :
1. Sebagai pendorong/penggerak (motivator), untuk mengajak RTSM melakukan perubahan pola pikir (mindset) baik dari segi pendidikan maupun kesehatan kearah yang lebih baik dan maju.
2. Sebagai katalisator, penghubung antara RTSM dengan Kepala Desa, Pemerintah Daerah (Kecamatan, Dinas Pendidikan, Puskesmas/Rumah sakit, Dinas Sosial, Kantor Pos) maupun stakeholder lainya.
3. Sebagai Partner, bersama-sama menggali mencari solusi/pemecahan yang baik guna peningkatan taraf hidup lebih baik dari segi pendidikan, kesehatan untuk anak-anak mereka.
Sedangkan Program Keluarga Harapan (PKH) di Madiun, tersebar diberbagai kecamatan dan desa kategori merah. Salah satunya di kecamatan Saradan tepatnya di desa Klangon. Secara geografis desa tersebut berada dilereng gunung Pandan yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil mbawon, menggarap lahan Perhutani KPH Saradan dengan sistim bagi hasil (sharing) untuk jenis tanaman tertentu, hal ini sebagai wujud kebersamaan untuk perbaikan konservasi sumberdaya hutan. Dengan penghasilan yang rendah serta didukung SDA & SDM yang kurang, mengakibatkan desa Klangon tergolong desa merah dan perlu mendapatkan PKH.
Pada tahun 2007 desa Klangon sebagai desa penerima Progaram Keluaraga Harapan (PKH) dengan jumlah penerima sebanyak 169 RTSM, seiring dengan berjalanya waktu 22 RTSM dinyatakan gugur karena tidak memenuhi persyaratan dan sampai sekarang tersisa 147 RTSM yang layak dan memenuhi persyaratan.
Dari 147 RTSM tersebut tersebar di empat dusun diantaranya dusun Bandungan, Sempol, Klangon, Pohulung. Untuk memudahkan Monitoring, Evaluasi, Pembinaan dan Koordinasi dibagi menjadi 6 kelompok.
Dusun Bandungan satu kelompok dengan ketuanya Ibu. Trirakarti, Dusun Sempol tiga kelompok dengan ketuanya Ibu. Dhiana, Kamini, Suratiningrum, sedangkan didusun Pohulung satu kelompok dengan ketuanya Ibu. Paini.
Dari keenam kelompok tersebut setiap bulan oleh pendamping diadakan kunjungan kerumah, tiga bulan sekali diadakan rekonsiliasi data dan enam bulan sekali diadakan pemutakiran data.
Untuk pemberdayaan setiap kelompok mengadakan iuran setiap habis pencairan yang besarnya disesuaikan atas kesepakatan bersama. Adapun tujuan iuran selain untuk kebersamaan dikelompok juga sebagai sarana untuk menciptakan usaha produktif dikelompok tersebut berupa arisan dan simpan pinjam.
Syukur Alhamdullilah dari kegiatan arisan dan simpan pinjam ini peserta PKH merasakan manfaatnya untuk kehidupan mereka sehari-hari.
Selain mendampingi kami juga membina, mengarahkan, membimbing penerima program serta memfasilitasi mereka kependidikan dan kesehatan, selalu koordinasi dan kerjasama dengan service provider dan stakeholder lainya.
Dengan adanya PKH di desa Klangon dampaknya dirasakan langsung oleh RTSM, diantaranya anak-anak mereka bisa melanjutkan sampai SMP, tingkat kematian ibu dan bayi menurun, meningkatnya derajat pengetahuan & kesehatan ibu hamil dan balita, berkurangnya pekerja anak, dll.
Pendamping PKH Madiun Dirikan OMAH-PINTER
DUSUN KEDUNGREJO DESA BANDUNGAN KECAMATAN SARADAN
Tidak mudah mengubah pola pikir RTSM peserta PKH agar mau dan mampu memahami arti penting pendidikan bagi masa depan putra putri mereka. Tidak jarang mereka menganggap bahwa mencari nafkah atau tidak sekolah jauh lebih baik daripada sekolah mengingat himpitan beban ekonomi keluarga (kemiskinan).
Namun hal seperti ini merupakan tantangan tersendiri yang ada di hadapan kita selama kegiatan pendampingan, mengingat salah satu tujuan PKH yang paling penting adalah mengubah pola pikir dan perilaku RTSM terhadap perbaikan status kesehatan dan pendidikan anak-anak RTSM sehingga diharapkan rantai kemiskinan dapat terputus di masa yang akan datang.
Dilatar belakangi oleh hal tersebut maka dirasa perlu dibentuk suatu komunitas yang merupakan tempat bagi berkumpulnya anak-anak peserta PKH ( pada tingkat SD dan SMP atau sederajat) dalam rangka membantu mereka yang mengalami kesulitan pelajaran di sekolahnya.
Tujuannya untuk membantu anak peserta PKH yang mengalami kesulitan pelajaran atau memberikan konsultasi bagi anak-anak peserta PKH di wilayah Dusun Kedungrejo Desa Bandungan Kecamatan Saradan. Mengingat orang tua mereka yang rata-rata hanya berpendidikan SD atau tidak tamat SD tidak mampu memberikan bimbingan belajar karena sulitnya pelajaran sekarang dibandingkan dengan pelajaran orang tuanya dulu.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka ikut membantu RTSM dalam meningkatkan kualitas dan prestasi anak-anak PKH memasuki tahun ke-3. Karena selama ini yang diberikan pembinaan secara langsung oleh pendamping adalah mayoritas ibu-ibu penerima PKH maka kegiatan ini dalam rangka ingin membina anak-anak RTSM secara langsung agar mereka dapat lebih bersemangat sekolah dan harapannya dapat berprestasi disekolah.
Jumlah anak SD yang bersedia mengikuti Rumah Pintar ini sejumlah 24 anak ( 19 anak peserta PKH dan 6 anak diluar PKH) dan Jumlah anak SMP sebanyak 5 orang. Jadi Total anak bimbing di Rumah Pintar ini sejumlah 29 Anak.
Pada tahap awal ini bimbingan dulakukan setiap hari Minggu pagi ja 08.00-11.00 WIB. Yang menjadi penanggung jawab adalah Ketua Kelompok PKH Dusun Kedungrejo yaitu Ibu Sumini, dibantu 1 orang tutor lulusan SMA yaitu Saudari Jujuk. Setiap Minggunya pendamping (Anang Effendi, Pendamping PKH Kec.Saradan) hadir sebagai pembina dibantu rekan-rekan pendamping dari kecamatan lain (Agustin, Ivan, Firdaus, Dhoni dan Saris)..
Sampai sejauh ini ini respon dimasyarakat sangat positif terhadap kegiatan ini, sehingga tidak menutup kemungkinan anak bimbing dari luar peserta PKH akan terus bertambah. Dan siapapun boleh ikut belajar di Rumah Pintar ini karena belajar adalah hak bagi siapa saja.
Kedepannya rumah pintar ini akan dikembangkan untuk Taman Bacaan Masyarakar (TBM), Kegiatan Pelatihan Keterampilan dan Kerajinan maupun Pendidikan Lingkungan. Harapannya adalah anak-anak ini akan mempunyai niat membaca yang tinggi karena buku adalah jendela dunia. Keterampilan dan Kerajinan diberikan agar melatih kretifitas dan kemandirian. Sedangkan pendidikan lingkungan harus diberikan agar mereka kelak dapat tumbuh menjadi generasi yang peduli dan mencintai Lingkungan (Sumber Daya Alam).
Oleh : Anang Efendi, Pendamping PKH Kecamatan Saradan
Madiun Peringkat ke 6
PRO POOR AWARD, dari Pemprov Jatim
Penilaian di Kabupaten Madiun (sebagai Nominasi peringkat ke-6 se-Jatim) dilakukan di Ruang Pemerintahan Kabupaten Madiun hari Rabu 15 September 2010 oleh Tim penilai yang terdiri dari 7 orang dari berbagai kalangan (Pendidikan, Kesehatan, Pemberdayaan dan PemProv Jatim). Acara ini dihadiri oleh Dinas-Dinas/SKPD di Kabupaten Madiun yang memiliki program pengentasan kemiskinan.
Dinas Sosial Kabupaten Madiun hadir didampingi oleh 2 Pendamping PKH (Agustin Hariyani S,Hut dan Ir. Slamet Harijanto) Terkait Pelaksanaan PKH di Kabupaten Madiun yang dunilai baik dan dinilai membanggakan dalam pemberdayaan masyarakat melaui KUBE PKH (Kelompok Usaha Bersama bagi peserta PKH.
Secara umum dismpaikan 3 masalah krusial di Kabupaten Madiun yaitu :
1. Masih tingginya masyarakat miskin di tepian hutan (30%).
2. Masih tingginya pengangguran terbuka
3. dan Masih tingginya amgkatan kerja dengan pendidikan SLTP kebawah.
Sedangkan Program Unggulan dari Kabuaten Madiun dalam pengentasan kemiskinan adalah :
1. Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
2. Orientasi Lapang tentang kemiskinan bagi PNS baru di Kabupaten Madiun dan
3. Bhakti Sosial Terpadu (BST)
Penilaian difokuskan pada program yang dinilai memiliki kreatifitas yang dianggap unggul, inovatif dan terobosan yang telah berhasil dilakukan. Semoga PRO POOR AWARD ini dapat menjadi ajang yang mampu mendongkrak pengurangan kemiskinan di Jatim dan harapannya Kemiskinan bukanlah sebagai komoditas tapi, adalah Kenyataan yang harus segera diberantas dan dicari solusinya. Semoga.............
Refleksi Pendampingan
Kekuatan dibalik Kelemahan
Di saat sulit dan sempit,misalnya ketika seseorang terancam bahaya, terbentur dengan kenyataan pahit, dihadapkan dengan realitas di luar jangkauan pemikirannya,bagi orang beriman biasanya taqarrub (kedekatan) dan tawakkal (kepasrahan) kepada Allah semakin kuat. Kondisi mentok atau terjepit seringkali memunculkan kesadaran fitrah akan intervensi Tuhan. Namun yang perlu direnungi,haruskah kesadaran itu tumbuh ketika melewati dan mengalami masa-masa sulit? Wajarkah kita bersyukur secara insidentil,sementara limpahan karuniaNya senantiasa mengalir membasahi tubuh kita,sekalipun pada saat yang sama kita tidak berhenti melakukan dosa dan kesalahan?
Sesungguhnya kehidupan manusia rentan dengan kesulitan,penyakit,dan musibah. Mari kita pandang tubuh kita secara tajam. Kita akan mendapati bagian tubuh ini ada lubang yang rawan terjangkiti penyakit mata,telinga,hidung,mulut,kaki dan tangan. Semuanya rentan luka Belum lagi penyakit dalam seperti kanker,tumor sesak nafas dan semacamnya yang tidak diketahui keberadaannya,namun sangat bahaya. Ketergantungan kepada Allah harus kita tumbuhkan sejak dini,termasuk pada saat Allah memberikan karunia yang sebaliknya,yakni kelapangan. Rasulullah bersabda “Kenalilah Allah pada saat lapang,niscaya Ia akan mengenalimu dalam kesempitan”.
Antara kesempitan dan kelapangan,kegagalan dan kelapangan sama pentingnya. Jangan kita menganggap bahwa ujian itu hanya berupa kesempitan saja. Kepasrahan kepada Allah harus kita lakukan setiap saat. Ketika duduk,berdiri,berbaring,berjalan dan berlari. Bahkan kala kita diam tidak beraktifitas. Karena takdir (rencana) dan qadha (pelaksanaannya) diluar rencana kita. “Ketahuilah takdir itu tidak berjalan menurut rencana kita,bahkan kebanyakan yang terjadi adalah apa yang tidak kita rencanakan dan sedikit sekali apa yang kita rencanakan”.
Karena kita rentan terkena musibah,ketergantungan kepada Allah sepanjang masa mutlak adanya. Marilah kita luruskan cara pandang terhadap problem kehidupan sehingga tidak terjebak pada sudut pandang hanya pada peristiwa kehidupan dengan berbagai seginya atau hanya dari sisi lahiriahnya. Kehidupan ini sebenarnya mirip pelangi ketimbang sebuah foto hitam putih. Setiap orang akan merasakan begitu beragam warna kehidupannya. Ia mungkin mencintai sebagian warna itu,tetapi yang pasti tidak akan menyukai semua warna.
Demikia perasaan kita,semua warna kehidupan akan kita respons dengan berbagai jenis perasaan yang berbeda-beda. Seorang menjadi pahlawan karena kemampuannya mengelola sebagaian perasaan sedemikian rupa sehingga tetap dalam kestabilan jiwa yang mendukung produktifitasnya. Kegagalan itu bisa mendorong seseorang untuk lebih menggali kompetensi intinya,pusat keunggulan,yang semula tidak terdeteksi sama sekali.
Ketenangan,kelapangan dada dan keberanian itulah salah satu hasil pendidikan ketergantungan kepada Allah. Manusia memang lemah. Namun Allah menyulap kelemahan itu menjadi sumber kekuatan. Pada kelemahan itulah sandaran kepada Allah semakin kokoh,suplai tenaga dan stamina ruhani bertambah. Puasa yang yang barusan kita lewati adalah salah satu media untuk merekam kelemahan diri. Maka abadilah ungkapan para ulama terdahulu yang mengatakan “Kekuatanku terletak pada kelemahanku”.Ditulis Oleh :
Didik Subiantoro
Pendamping PKH Kecamatan Balerejo