WASERDA ” PEREMPUAN MANDIRI”
DESA GLONGGONG -
KECAMATAN BALEREJO
KABUPATEN MADIUN
Waserda KSM “ PEREMPUAN MANDIRI “ merupakan rintisan
usaha hasil pemberdayaan pendamping dalam mendampingi peserta Program Keluarga
Harapan (PKH). Mulai
dirintis sejak bulan Februari 2010 yang berlokasi di RT 03 RW 01 Desa Glonggong
Kec. Balerejo Kab.Madiun.
Memilih
usaha waserda ( warung
serba ada) yang menyediakan barang
kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh anggota seperti sembako, alat tulis,
keperluan sekolah dll. Usaha ini dipilih
setelah membangun kesepakatan melalui musyawarah dengan peserta. Pendamping melihat potensi dan sumberdaya KSM
yang dirasa mampu untuk mengembangkan usaha ini selain bertujuan utama untuk
menambah penghasilan keluarga KSM yang mayoritas pekerjaan utamanya adalah
buruh tani. Maksud
dari kegiatan ini diharapkan dapat merubah pola pikir dan pola sikap KSM agar
tidak hanya mengharapkan bantuan PKH saja tetapi juga mampu membangun kesadaran
diri, mengembangkan potensi diri dan mengembangkan jiwa kewirausahaan. Adapun tujuan utamanya kegiatan ini adalah
untuk menambah penghasilan/ekonomi keluarga tanpa meninggalkan peran utama ibu
sebagai pengurus keluarga.
Dengan
berubahnya pola pikir KSM dan bertambahnya penghasilan mereka diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan mereka sehingga secara tidak lansung akan membantu
tujuan mempercepat pencapaian Pembangunan Millenium (MDGs). Dimana salah satu komponennya adalah untuk
mengurangi jumlah penduduk miskin. Modal
awal dari usaha ini berasal dari iuran anggota sebesar Rp. 20.000,- per orang
setiap pencairan. Uang yang terkumpul
kemudian dijadikan sebagai modal awal jual beli kebutuhan anggota melalui
sistem pesanan.
Hasil
dari usaha bersama ini, secara prinsip dimanfaatkan sebesar – besarnya untuk
kesejahteraan anggota dengan sistem
pembagian keuntungan / laba hasil usaha waserda adalah 5 %
untuk pengurus, 30 % untuk
pengelola, 45 % untuk anggota, 10 % untuk tambahan modal, 5% untuk dana social
dan 5 % dana taktis (operasional
kelompok). Sistem ini disepakati melalui
musyawarah dan didalamnya juga menyepakati aturan dan sanksi bagi anggota.
Setelah
berjalan selama 1 tahun, Pendamping melalui UPPKH Kab. Madiun membuat usulan
penambahan modal dari Kementerian Sosial RI melalui Kube Fakmis pada tahun 2010. Dengan
dukungan dari pemerintah yang kami usulkan tersebut, akhirnya kami dapat lebih mengembangkan
usaha yang sudah ada. Dana KUBE yang
kami dapatkan dari pusat sebesar Rp. 30.000.000,- per 16 Desember 2010. Sampai dengan Bulan Mei 2014 ini, laba yang telah
dibagi ke anggota sekitar Rp. 12.000.000,- selama hampir 4 tahun. Laba yang dibagi per tahun sekitar sekitar
sekitar 3 juta rupiah dengan kisaran penerimanaan sekitar Rp. 300.000,-
Demikian profil singkat dari KUBE PKH ” Perempuan
Mandiri” yang menggambarkan kehidupan masyarakat miskin yang hidup dengan penuh
kesederhanaan, keluguan, namun didalamnya terdapat sifat yang sangat mendukung
apabila dapat digali dan dibangkitkan yaitu:
tingkat kejujuran yang tinggi, tingkat kedisiplinan yang baik dan
kebersamaan diantara anggota serta kegotong royongan yang kuat.
Sehingga dengan perubahan pola pikir dan pola sikap menjadi
lebih baik,, mereka juga mempunyai harapan masa depan yang lebik baik, hingga
pada akhirnya anak - anak mereka menjadi tidak miskin lagi. Akhirnya harapan untuk memutus mata rantai
kemiskinan antar generasi akan dapat terwujud.
Salam Pendampingan dari Kabupaten Madiun........ !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar