Sabtu, 31 Mei 2014

PROFIL KUBE PKH "WASERDA"


WASERDA ” PEREMPUAN MANDIRI”
DESA GLONGGONG -  KECAMATAN BALEREJO
KABUPATEN MADIUN 

Waserda KSM “ PEREMPUAN MANDIRI “ merupakan rintisan usaha hasil pemberdayaan pendamping dalam mendampingi peserta Program Keluarga Harapan (PKH).  Mulai dirintis sejak bulan Februari 2010 yang berlokasi di RT 03 RW 01 Desa Glonggong Kec. Balerejo Kab.Madiun.
Memilih usaha waserda ( warung serba ada) yang menyediakan  barang kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh anggota seperti sembako, alat tulis, keperluan sekolah dll.  Usaha ini dipilih setelah membangun kesepakatan melalui musyawarah dengan peserta. Pendamping melihat potensi dan sumberdaya KSM yang dirasa mampu untuk mengembangkan usaha ini selain bertujuan utama untuk menambah penghasilan keluarga KSM yang mayoritas pekerjaan utamanya adalah buruh tani. Maksud dari kegiatan ini diharapkan dapat merubah pola pikir dan pola sikap KSM agar tidak hanya mengharapkan bantuan PKH saja tetapi juga mampu membangun kesadaran diri, mengembangkan potensi diri dan mengembangkan  jiwa kewirausahaan.  Adapun tujuan utamanya kegiatan ini adalah untuk menambah penghasilan/ekonomi keluarga tanpa meninggalkan peran utama ibu sebagai pengurus keluarga. 
Dengan berubahnya pola pikir KSM dan bertambahnya penghasilan mereka diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sehingga secara tidak lansung akan membantu tujuan mempercepat pencapaian Pembangunan Millenium (MDGs).  Dimana salah satu komponennya adalah untuk mengurangi jumlah penduduk miskin. Modal awal dari usaha ini berasal dari iuran anggota sebesar Rp. 20.000,- per orang setiap pencairan.  Uang yang terkumpul kemudian dijadikan sebagai modal awal jual beli kebutuhan anggota melalui sistem pesanan.


Hasil dari usaha bersama ini, secara prinsip dimanfaatkan sebesar – besarnya untuk kesejahteraan anggota dengan  sistem pembagian keuntungan / laba hasil usaha waserda adalah  5 %  untuk pengurus,  30 % untuk pengelola, 45 %  untuk anggota, 10 %  untuk tambahan modal, 5% untuk dana social dan 5 %  dana taktis (operasional kelompok).  Sistem ini disepakati melalui musyawarah dan didalamnya juga menyepakati aturan dan sanksi bagi anggota.
Setelah berjalan selama 1 tahun, Pendamping melalui UPPKH Kab. Madiun membuat usulan penambahan modal dari Kementerian Sosial RI melalui Kube Fakmis pada tahun 2010.  Dengan dukungan dari pemerintah yang kami usulkan tersebut, akhirnya kami dapat lebih mengembangkan usaha yang sudah ada.  Dana KUBE yang kami dapatkan dari pusat sebesar Rp. 30.000.000,- per 16 Desember 2010. Sampai dengan Bulan Mei 2014 ini, laba yang telah dibagi ke anggota sekitar Rp. 12.000.000,- selama hampir 4 tahun.  Laba yang dibagi per tahun sekitar sekitar sekitar 3 juta rupiah dengan kisaran penerimanaan sekitar Rp. 300.000,-

Demikian profil singkat dari KUBE PKH ” Perempuan Mandiri” yang menggambarkan kehidupan masyarakat miskin yang hidup dengan penuh kesederhanaan, keluguan, namun didalamnya terdapat sifat yang sangat mendukung apabila dapat digali dan dibangkitkan yaitu:  tingkat kejujuran yang tinggi, tingkat kedisiplinan yang baik dan kebersamaan diantara anggota serta kegotong royongan yang kuat.   
Sehingga dengan perubahan pola pikir dan pola sikap menjadi lebih baik,, mereka juga mempunyai harapan masa depan yang lebik baik, hingga pada akhirnya anak - anak mereka menjadi tidak miskin lagi.  Akhirnya harapan untuk memutus mata rantai kemiskinan antar generasi akan dapat  terwujud.
Salam Pendampingan dari Kabupaten Madiun........ ! 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kita harus melayani mereka

kita harus melayani mereka
terima kasih PKH